Penampahan Galungan Dongkrak Permintaan Daging Babi, Peternak di Bali Raup Berkah
Tabanan – Perayaan Penampahan Galungan yang jatuh pada Selasa (22/4) membawa berkah tersendiri bagi para peternak babi di Bali. Tradisi Mepatung, yang menjadi bagian tak terpisahkan dari hari raya keagamaan ini, mendorong lonjakan kebutuhan akan daging babi di pasaran.
Para peternak aktif memasok daging babi untuk memenuhi permintaan masyarakat terutama jelang Penampahan Galungan. Harga jual daging babi pun melonjak, berkisar antara Rp55.000 hingga Rp60.000 per kilogram. Situasi ini tentu menggembirakan bagi peternak lokal yang telah menyiapkan stok jauh-jauh hari.
I Nyoman Sumandia, seorang peternak babi di Tabanan, mengaku sudah menjual seluruh ternaknya tepat saat hari raya.
“Dari sepuluh ekor babi yang saya pelihara, semuanya sudah laku terjual menjelang Galungan kali ini. Ini berkah bagi kami para peternak,” ujar Sumandia.
Sementara itu, antusiasme warga untuk melaksanakan tradisi Mepatung turut memperkuat kebutuhan daging babi.
“Mepatung bukan hanya tradisi, tapi juga wujud syukur kami. Daging babi menjadi bagian penting dari upacara ini,” tutur I Made Kenak, salah satu peserta Mepatung di Desa Marga, Tabanan.
Tradisi dan ekonomi lokal berjalan beriringan, menciptakan siklus tahunan yang selalu dinanti oleh para peternak babi di Bali.
Pada tahun-tahun sebelumnya, para peternak babi di Bali sempat dihantui kekhawatiran akibat merebaknya wabah virus African Swine Fever (ASF) yang menyerang ternak babi secara masif. Wabah ini menyebabkan banyak kerugian karena kematian babi secara mendadak dan anjloknya harga jual di pasaran. Kondisi tersebut membuat peternak mengalami penurunan pendapatan drastis dan harus lebih waspada dalam menerapkan protokol kesehatan ternak. Kini, setelah kondisi mulai pulih, momentum hari raya Galungan membawa harapan baru dan menjadi titik balik bagi kebangkitan sektor peternakan babi di Bali. (Adu)
Post Comment