Pasca Digeruduk Ortu Atlet Bulutangkis Badung, Begini Keputusan PBSI Bali Terkait Batas Usia Atlit Porprov 2025
Denpasar – Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) PBSI Bali, I Wayan Winurjaya, menanggapi aspirasi yang disampaikan sejumlah orang tua atlet bulutangkis Kabupaten Badung yang sebelumnya mendatangi Kantor KONI Bali pada Jumat (16/5). Mereka menyuarakan kekhawatiran terhadap masa depan anak-anak mereka di dunia olahraga akibat kebijakan pembatasan usia maksimal 18 tahun bagi peserta Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali.
Dalam pernyataan resminya, Winurjaya menjelaskan bahwa kebijakan batasan usia tersebut telah melalui sejumlah tahapan dan proses koordinasi, serta merujuk pada ketentuan resmi dari KONI Bali. Ia menyebutkan bahwa ketetapan usia maksimal 18 tahun atau kelahiran tahun 2007 dirumuskan berdasarkan formula perhitungan usia menuju PON 2028 dan telah disahkan melalui keputusan resmi KONI Bali.
“Kami menetapkan acuan ini berdasarkan keputusan yang telah disepakati dalam Rakerprov KONI Bali 23 Maret 2025, serta mendapat arahan dari Bagian Etika Hukum KONI Bali, Bapak Fredrick Billy, untuk mengacu pada ketentuan resmi PON Sumut-Aceh menuju PON NTB-NTT 2028,” jelas Winurjaya.
Terkait aspirasi dari para orang tua atlet, Winurjaya menyebutkan bahwa pada 16 Mei 2025, telah dilakukan musyawarah untuk menyikapi aspirasi tersebut antara KONI Bali dan seluruh Pengkab/Pengkot PBSI se-Bali, kecuali Klungkung yang tidak hadir. Dalam rapat tersebut, usulan perubahan batas usia menjadi maksimal 20 tahun sempat diajukan oleh Winurjaya, namun ditolak oleh mayoritas peserta rapat. Mereka memilih tetap mempertahankan batas usia maksimal 18 tahun karena proses Training Center (TC) di 6 Pengkab/Pengkot sudah berjalan.
“Berdasarkan hasil musyawarah itu, dari sembilan Pengkab/Pengkot PBSI se-Bali, hanya Badung yang tetap mempertahankan U 20 dan Klungkung abstein. Tujuh lainnya tetap pada posisi U-18,” ujarnya.
Menutup pernyataannya, Winurjaya menyampaikan permohonan maaf karena tidak dapat memenuhi keinginan semua pihak.
“Saya, secara pribadi dan atas nama PBSI Bali, memohon maaf tidak bisa memenuhi keinginan para atlet maupun orang tua atlet. Saya hanya menjalankan SK THB KONI Bali dan keputusan mayoritas Pengkab/Pengkot. Perlu dipahami, Porprov adalah ajang multi-event di bawah kendali KONI Bali, dan kami tunduk pada regulasi yang berlaku,” ucapnya.
Ia juga memberikan pesan khusus kepada para atlet “Saya titip pesan kepada seluruh atlet bulutangkis di Bali agar tetap semangat. Masa depan kalian masih panjang, dan kompetisi tidak hanya ada di Porprov,” tutupnya. (Adu)
 
								


 
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                    
Post Comment