Pemkab Buleleng Panen Perdana Varietas Padi Semeton Buleleng, Dorong Swasembada dan Hilirisasi Pertanian
Buleleng — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng mulai memetik hasil dari pengembangan varietas padi lokal Semeton Buleleng. Panen perdana varietas unggulan ini dilaksanakan di lahan pertanian Balai Benih Unggulan Desa Tangguwisia, Kecamatan Seririt, Minggu (3/8), dan dihadiri langsung oleh Wakil Bupati (Wabup) Buleleng Gede Supriatna.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kapolres Buleleng AKBP Ida Bagus Widwan Sutadi, Dandim 1609/Buleleng Letkol Czi Ibnu Ria Indrawan, serta anggota Komisi IV DPRD Buleleng Anak Agung Ketut Widia Putra, pimpinan perangkat daerah, dan para undangan lainnya.
Varietas Semeton Buleleng merupakan hasil pengembangan potensi lokal yang memiliki keunggulan dalam daya adaptasi terhadap iklim dan tanah di wilayah Buleleng. Selain itu, varietas ini juga memiliki batang bawah yang kokoh sehingga meminimalkan risiko rebah serta memiliki hasil panen yang kompetitif.
Budidaya varietas ini dilakukan secara demplot di lahan seluas 40 are sejak 20 April 2025. Setelah masa tanam selama 103 hari, padi Semeton Buleleng berhasil dipanen perdana. Dari hasil ubinan berukuran 2,5 x 2,5 meter, diperoleh berat gabah kering panen sebesar 5,07 kg, setara 81,12 kwintal per hektare atau sekitar 8 ton produksi.
Menurut Wabup Supriatna, pengembangan varietas Semeton Buleleng merupakan bagian dari upaya Pemkab Buleleng dalam mendukung kemandirian pangan, sesuai dengan arahan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
“Panen perdana ini menjadi bukti nyata bahwa potensi lokal kita bisa dikembangkan menjadi kekuatan pangan daerah. Ini adalah bagian dari langkah strategis untuk mewujudkan swasembada pangan sebagaimana yang diamanatkan oleh Presiden Prabowo,” tegas Supriatna.
Ia juga menambahkan bahwa Pemkab Buleleng tengah mendorong hilirisasi pertanian melalui optimalisasi peran tempat penggilingan beras yang ada agar dapat menyerap hasil panen secara maksimal.
Selain di Tangguwisia, demplot varietas Semeton Buleleng juga dikembangkan di sejumlah lokasi lain seperti Subak Beji Desa Sangsit, Subak Anyar Tegal Desa Jinengdalem, dan Subak Banyumala Kecamatan Buleleng. Harapannya, varietas ini ke depan dapat menjadi varietas unggulan yang dibudidayakan tidak hanya di Buleleng, namun juga di luar wilayah kabupaten.
Langkah ini dinilai sebagai sinergi nyata antara pemerintah, petani, dan lembaga terkait dalam menciptakan ketahanan pangan berbasis lokal dan berkelanjutan. (Rls/red)
Post Comment