Dari KIP-K hingga University of Edinburgh, Perjalanan Inspiratif Atha Gusanto
Buleleng – Athanasia Gusanto, gadis asal Buleleng yang akrab disapa Atha, berhasil menembus University of Edinburgh, salah satu universitas terbaik dunia di Inggris, dengan beasiswa penuh. Capaian ini menjadikannya satu-satunya mahasiswa asal Indonesia yang diterima di kampus yang masuk peringkat 10 besar dunia dan top 3 di Inggris tersebut.
Atha, lulusan Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) tahun 2023 dengan predikat cumlaude, mengungkapkan bahwa latar belakang bukanlah penghalang untuk meraih mimpi. “Target saya memang setelah S1 harus lanjut S2. Entah di dalam negeri atau luar negeri, yang penting saya maju,” ujarnya saat dihubungi, Minggu (7/9).
Peraih beasiswa Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP-K) ini mendaftar ke lima universitas ternama di Inggris, dan semuanya menerima aplikasinya. Lebih mengejutkan, University of Edinburgh bahkan menawarkan beasiswa penuh sebelum pengumuman resmi kelulusan diterbitkan. Beasiswa tersebut mencakup biaya kuliah, akomodasi, kebutuhan hidup, hingga penelitian.
Selama menempuh studi di Undiksha, Atha aktif menorehkan prestasi. Ia kerap menjuarai kompetisi debat, mewakili kampus di National University Debating Championship, hingga menjadi pelatih debat untuk sejumlah sekolah di Bali. Selain itu, ia juga berkiprah di dunia pageant kampus dengan meraih gelar Regem Regina dan Putri Undiksha.
Di balik prestasi gemilang itu, perjuangan Atha tidaklah mudah. Sejak kuliah, ia harus menghidupi ibu dan adiknya dengan menjadi guru les privat serta penerjemah lepas. Cobaan berat datang ketika ayahnya wafat, tepat sebelum ia menerima kabar diterima di kampus impiannya. “Kepergian ayah justru jadi motivasi saya untuk melangkah lebih jauh dan mengangkat derajat keluarga,” ungkapnya.
Kini, Atha tengah mempersiapkan diri menjalani studi Master of TESOL (Teaching English to Speakers of Other Languages) di University of Edinburgh, Skotlandia. Ia berencana tetap mengajar daring dan mengambil kerja paruh waktu selama di Inggris. Sepulang dari negeri Raja Charles itu, Atha bertekad mendirikan sekolah atau pusat belajar bagi anak-anak dari keluarga sederhana di Buleleng.
“Kalau saya bisa, anak-anak lain juga pasti bisa. Saya cuma ingin jadi bukti nyata bahwa pendidikan itu bisa mengubah segalanya,” tandasnya. (Rim)
Post Comment