Loading Now
×

Terbaru

Dari Limbah Jadi Berkah, Eco Enzyme Nusantara Buleleng Terus Gerakkan Aksi Peduli Lingkungan

penyemprotan eco enzyme terbukti efektif dalam mengurangi bau tidak sedap dan menekan emisi gas metana di area TPA

Buleleng – Dalam semangat menjaga kelestarian lingkungan, Pemerintah Kabupaten Buleleng bersama relawan Eco Enzyme Nusantara (EEN) Buleleng melaksanakan aksi penyemprotan eco enzyme di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bengkala, Senin (20/10). Kegiatan ini digelar untuk memperingati HUT ke-6 EEN dengan tema “Jaga Bumi, Jaga Kehidupan.” Aksi penyemprotan dipimpin langsung oleh Sekretaris TP-PKK Kabupaten Buleleng, Ny. Made Hermawati Supriatna, yang turut mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan dengan memanfaatkan limbah organik rumah tangga menjadi bahan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.

Dalam sambutannya, Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng, I Gede Putra Aryana, yang mewakili Bupati Buleleng, menuturkan bahwa persoalan sampah, terutama limbah organik rumah tangga, masih menjadi tantangan serius di berbagai daerah. Volume sampah yang masuk ke TPA Bengkala terus meningkat setiap harinya, sementara lahan dan sistem pengelolaan yang tersedia masih terbatas. Akibatnya, timbunan sampah tidak hanya mengganggu estetika dan kesehatan lingkungan, tetapi juga menghasilkan emisi gas metana yang memperburuk kondisi udara dan mempercepat krisis iklim.

Melalui kegiatan ini, kata Putra Aryana, Pemerintah Kabupaten Buleleng ingin menegaskan bahwa solusi lingkungan tidak harus datang dari teknologi mahal. Solusi tersebut justru bisa lahir dari kreativitas dan kearifan lokal masyarakat, salah satunya melalui produksi eco enzyme. Cairan hasil fermentasi limbah organik seperti kulit buah, sayuran, gula merah, dan air ini terbukti memiliki banyak manfaat bagi kehidupan, mulai dari bidang pertanian, kebersihan lingkungan, hingga perbaikan kualitas air dan udara.

Ia menambahkan, gerakan eco enzyme merupakan bentuk nyata dari gotong royong ekologis, di mana limbah tidak lagi dipandang sebagai masalah, melainkan sebagai sumber daya yang bernilai. Pemerintah berharap masyarakat semakin tergerak untuk mengolah sampah organik di rumah, sekolah, perkantoran, hingga di lingkungan desa dan kota. “Kami berharap, gerakan ini tidak berhenti pada kegiatan seremonial saja, tetapi terus diperluas dan dikembangkan agar menjadi bagian dari solusi krisis lingkungan global,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Panitia HUT EEN Kabupaten Buleleng, Nyoman Sutrisna, yang juga Kelian Desa Adat Buleleng, menjelaskan bahwa penyemprotan eco enzyme terbukti efektif dalam mengurangi bau tidak sedap dan menekan emisi gas metana di area TPA. Menurutnya, eco enzyme berfungsi sebagai mediator alami yang mampu mengurai bahan-bahan organik di tempat pembuangan sampah. “Kami juga terus memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang manfaat eco enzyme. Manfaatnya sudah dibuktikan melalui penelitian di kampus ITB, UGM, dan Universitas Brawijaya. Bahkan kami telah memiliki badan litbang (penelitian dan pengembangan) sendiri untuk memperkuat riset dan inovasi lingkungan ini,” terangnya.

Kegiatan penyemprotan ini tidak berhenti pada momentum peringatan HUT EEN semata. Ke depan, gerakan serupa akan terus dilanjutkan di sejumlah titik lain seperti Sungai Banyumala dan kawasan Buleleng, sebagai bagian dari gerakan massal pelestarian lingkungan berbasis pemberdayaan masyarakat. Melalui langkah sederhana seperti pemanfaatan limbah organik menjadi eco enzyme, Pemerintah Kabupaten Buleleng bersama relawan EEN berharap dapat menumbuhkan kesadaran kolektif untuk menjaga bumi, memulihkan lingkungan, dan mewujudkan kehidupan yang lebih bersih serta berkelanjutan bagi generasi mendatang. (Rim)

Kabar Bali Terkini