Loading Now
×

Terbaru

Aruh! Bisa Main HP Tapi Dianggap Tak Bisa Membaca, Begini Tanggapan Disdik Tabanan

Disdik Tabanan tegaskan siswa bisa membaca, bantah isu sepihak, dan soroti pentingnya literasi serta pendidikan inklusif.

Tabanan – Dinas Pendidikan (Disdik) Tabanan menegaskan bahwa kabar mengenai siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang tidak bisa membaca merupakan opini sepihak yang beredar di media sosial. Kepala Dinas Pendidikan Tabanan, I Gusti Putu Ngurah Darma Utama, AP. MSi, menyampaikan bahwa informasi tersebut tidak benar.

“Kami sudah melakukan penelusuran, dan informasi itu tidak benar. Memang pernah ada kejadian, namun siswa tersebut hanya tidak lancar membaca dan sekarang sudah lulus,” ujarnya pada Kamis (15/5).

Kadisdik menambahkan bahwa berdasarkan penelusuran Disdik Tabanan, mantan siswa yang dimaksud justru mampu menggunakan gadget (handphone/smarphone-red) dengan lancar. “Kalau siswa itu yang dimaksud, saya meragukan opini bahwa ia tidak bisa membaca,” tambahnya.

Meski begitu, I Gusti Putu Ngurah Darma Utama tidak menampik adanya ketertinggalan pembelajaran, terutama pada siswa yang belum mencapai kemampuan membaca sesuai standar. Ia menjelaskan bahwa hal tersebut terjadi karena sekolah menerima siswa berkebutuhan khusus sebagai bagian dari sistem pendidikan inklusif.

“Sekarang sekolah didorong untuk menerima semua siswa, termasuk siswa berkebutuhan khusus,” jelasnya.

Disdik Tabanan pun telah melakukan berbagai langkah penanganan. Mereka memberikan pendampingan di tingkat kelas, menyiapkan tenaga pendidik inklusi, serta membentuk tim penguatan literasi dan numerasi di tingkat sekolah maupun kabupaten.

Selain faktor kebutuhan khusus, Ngurah Darma juga menyinggung bahwa beberapa kasus ketertinggalan belajar terjadi akibat kekerasan di sekolah, seperti bullying. “Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Satuan Pendidikan (TPPKSP) telah menangani persoalan ini,” terangnya.

Kadisdik juga mengimbau masyarakat untuk cermat dalam menyikapi informasi yang beredar, terutama di media sosial, dan menyarankan agar masyarakat mengacu pada sumber informasi yang terpercaya.

“Inilah pentingnya literasi. Supaya kita semua tidak mudah terjebak pada informasi yang keliru, apalagi yang salah,” pungkasnya. (Asab)

Post Comment