Bupati Kembang: Bendesa Adat Adalah “Batang Penjaga” Akar Kehidupan Masyarakat Bali
Jembrana – Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, menegaskan pentingnya peran Bendesa Adat sebagai figur sentral dalam menjaga kelestarian adat, budaya, dan jati diri masyarakat Bali di tengah derasnya arus modernisasi. Menurutnya, Bendesa Adat bukan sekadar pemimpin formal, tetapi juga menjadi “batang penjaga” yang menopang dan melindungi akar desa adat agar tetap kokoh dan berakar pada nilai-nilai luhur.
Hal tersebut disampaikan Bupati Kembang saat menghadiri acara pengukuhan tiga Bendesa dan Prajuru Desa Adat, masing-masing dari Desa Adat Budeng (Kecamatan Jembrana), Desa Adat Mengenuanyar, dan Desa Adat Manggissari (Kecamatan Pekutatan), Senin (6/10).
“Desa adat ibarat pohon kehidupan bagi masyarakat Bali. Akar yang kuat adalah nilai-nilai luhur, tradisi, dan budaya warisan leluhur. Dan Bendesa Adat adalah batang yang menjaga agar akar itu tetap hidup, tidak tercerabut oleh arus modernisasi,” ujar Bupati Kembang dalam sambutannya.
Ia menjelaskan, posisi Bendesa Adat sangat vital karena tidak hanya mengatur kehidupan adat dan keagamaan, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam menjaga keharmonisan sosial serta ketertiban masyarakat. Di tengah tantangan globalisasi dan perkembangan teknologi yang cepat, Bendesa Adat dituntut untuk mampu beradaptasi tanpa kehilangan jati diri.
“Peran Bendesa Adat hari ini jauh lebih kompleks. Selain melestarikan tradisi, mereka juga harus mampu menjembatani kepentingan masyarakat adat dengan kebijakan pemerintah. Sinergi antara desa adat dan pemerintah sangat dibutuhkan untuk membangun Jembrana yang berbudaya, berkarakter, namun tetap maju,” tegasnya.
Bupati Kembang juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh Bendesa Adat di Jembrana atas dedikasi mereka dalam menjaga nilai-nilai kearifan lokal dan memperkuat identitas budaya masyarakat Bali. Ia berharap ke depan, desa adat semakin diperkuat melalui kolaborasi antara pemerintah daerah, Majelis Desa Adat, dan seluruh komponen masyarakat.
“Selama batangnya tetap kuat, akar itu akan terus hidup, dan pohon desa adat akan tumbuh semakin rindang. Itulah harapan kita semua, agar warisan leluhur tetap lestari dan menjadi kekuatan utama membangun masa depan Jembrana,” pungkas Bupati Kembang. (imm)


