Loading Now
×

Terbaru

Bupati Tabanan Main Gangsing Bareng Warga di Ajang Bantiran Festival 2025

Bupati Sanjaya Buka Bantiran Festival ke-2 (Banfest) yang digelar di Bale Banjar Dinas Tejabukit, Desa Bantiran, Kecamatan Pupuan.

Tabanan – Semangat pelestarian budaya dan kebersamaan masyarakat mewarnai pembukaan Bantiran Festival ke-2 (Banfest) yang digelar di Bale Banjar Dinas Tejabukit, Desa Bantiran, Kecamatan Pupuan. Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., hadir langsung membuka festival yang dirangkaikan dengan peringatan Hari Jadi Desa Bantiran tersebut pada Jumat (4/7). Disambut antusiasme tinggi warga, Bupati Sanjaya bahkan turut bermain gangsing dalam salah satu permainan tradisional yang ditampilkan.

Banfest menjadi panggung meriah bagi seni dan budaya lokal, dengan lomba permainan tradisional seperti mekoret, mepentet, gangsing, tajog, dan gale-gale yang melibatkan berbagai kalangan. Selain itu, festival juga menggelar lomba kuliner seperti sate dan lawar, lomba penjor hias, serta jegeg bagus antar sekaa teruna. Tabuh baleganjur dan gong kebyar dari sekaa seni turut memperkaya nuansa adat dan tradisi sepanjang perhelatan.

Dalam sambutannya, Bupati Peraih Figure Achievement Economist of Indonesia 2014-2015 ini menyampaikan apresiasi atas semangat masyarakat dalam merawat budaya leluhur. Ia menyebut Desa Bantiran sebagai desa tua yang menyimpan potensi luar biasa di bidang budaya, sejarah, dan agrowisata. Menurutnya, Banfest merupakan bentuk strategi kebudayaan yang tidak hanya menjaga identitas, tetapi juga menggerakkan ekonomi lokal secara inklusif.

Lebih jauh, Bupati 2 Periode asal Dauh Pala ini juga mendorong masyarakat agar menjadikan festival ini sebagai momentum mempererat solidaritas sosial, memajukan produk lokal, dan memperkuat daya saing daerah. Sejalan dengan visi Tabanan Era Baru: Aman, Unggul, dan Madani (AUM), ia menekankan pentingnya merawat warisan budaya sebagai aset lintas generasi. “Kalau emas digerus akan habis, tapi budaya makin dijaga makin berharga, tujuh keturunan pun tidak akan habis,” ujarnya penuh makna.

Ketua Panitia Banfest, Agus Putu Eka Nanda, mengungkapkan bahwa festival ini berlangsung selama 11 hari, dari 1 hingga 12 Juli 2025. Acara penutupan akan dimeriahkan oleh penampilan band lokal Bali sebagai bentuk apresiasi terhadap seni kontemporer. Ia juga menegaskan bahwa kesuksesan festival tak lepas dari peran aktif ibu-ibu PKK, karang taruna, perangkat desa, pelaku UMKM, dan seluruh lapisan masyarakat yang bekerja sama dalam semangat gotong royong. Banfest diharapkan dapat menjadi agenda budaya tahunan yang terus berkembang dan menginspirasi. (Adu)

Post Comment