Ekspor Perdana 14 Ton Kakao Fermentasi Jembrana Tembus Pasar Prancis dan Jepang
Jembrana – Sejarah baru tercipta bagi para petani kakao di Kabupaten Jembrana. Untuk pertama kalinya, Koperasi Kakao Kerta Semaya (KSS) berhasil mengekspor 14 ton biji kakao fermentasi ke dua negara tujuan, yakni Valrhona di Prancis dan Tachibana di Jepang. Pencapaian ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan petani kakao Jembrana menuju pasar global.
Pelepasan ekspor dua kontainer kakao fermentasi ini dilakukan langsung oleh Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan, didampingi Wakil Bupati I Gede Patriana Krisna, di area pelabuhan ekspor setempat pada Jumat (24/10). Hadir pula Ketua DPRD Jembrana, perwakilan Bea dan Cukai Denpasar, serta Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Bali, yang turut menyaksikan momen bersejarah tersebut.
Bupati Kembang menyampaikan rasa bangga atas keberhasilan ekspor terbesar yang pernah dicapai Koperasi KSS. Menurutnya, capaian ini menjadi bukti nyata bahwa kualitas kakao Jembrana telah diakui di tingkat internasional.
“Ini hari bersejarah bagi kita semua. Untuk pertama kalinya, dua kontainer kakao fermentasi dikirim bersamaan, 12,5 ton ke Valrhona Prancis dan 1,5 ton ke Tachibana Jepang, dengan nilai ekspor mencapai Rp3,1 miliar. Ini hasil kerja keras, kolaborasi, dan semangat luar biasa antara pemerintah, koperasi, dan para petani,” ujarnya.
Lebih lanjut, Bupati Kembang berharap keberhasilan ini menjadi pemicu semangat baru bagi petani untuk terus meningkatkan kualitas produksi dan memperkuat identitas Jembrana sebagai “Kota Coklat”.
“Semoga ekspor ini tidak berhenti di sini, melainkan berkelanjutan. Kami ingin para petani semakin berdaya, produk kakao Jembrana semakin dikenal, dan ikon ‘Kota Coklat’ makin kokoh,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Koperasi Kerta Semaya (KSS), I Ketut Wiadnyana, menyebut ekspor ini merupakan hasil kerja panjang dan komitmen bersama antara petani, koperasi, dan pendamping dari Yayasan Kalimajari. Ia menekankan bahwa ekspor kakao tidak hanya memberi devisa bagi negara, tetapi juga membawa manfaat langsung bagi petani.
“Sebanyak 75 persen dari nilai ekspor ini akan dikembalikan kepada para petani kakao sebagai bentuk penghargaan atas kerja keras mereka. Aset utama kami adalah petani, dan kami berkomitmen agar mereka benar-benar merasakan hasil dari usaha yang telah dilakukan,” tegas Wiadnyana.
Ia juga menyampaikan bahwa KSS akan terus menjaga konsistensi mutu dan berinovasi agar kakao Jembrana tetap menjadi primadona di pasar internasional.
“Ke depan, kami ingin tidak hanya mengekspor bahan mentah, tapi juga olahan kakao lokal berkualitas tinggi dari tangan petani Jembrana,” pungkasnya. (imm)


