GOW Bangli Gencarkan Sosialisasi Anti-Bullying: Tanamkan Keberanian untuk Berbuat Benar di Kalangan Pelajar
Bangli – Fenomena perundungan (bullying) di lingkungan sekolah menjadi perhatian serius Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Bangli. Melalui sosialisasi bertajuk “No Bullying, Yes Happy Ending”, GOW berupaya menanamkan kesadaran kepada para pelajar tentang pentingnya membangun lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan bebas dari rasa takut.
Kegiatan yang berlangsung di SMPN 1 Susut, Bangli, Sabtu (18/10/2025) itu diikuti ratusan siswa dengan penuh antusias. GOW menghadirkan narasumber dari kalangan pemerhati anak untuk memberikan pemahaman menyeluruh tentang bentuk-bentuk perundungan mulai dari verbal, fisik, sosial, hingga siber — beserta dampak traumatis yang bisa dialami korban.
Ketua GOW Kabupaten Bangli, Ny. Suciati Diar, dalam kesempatan tersebut menegaskan bahwa bullying bukan sekadar candaan atau ejekan ringan. Ia mengingatkan, di balik tawa pelaku sering tersembunyi luka batin yang mendalam bagi korban.
“Mungkin bagi yang melakukan terasa lucu, tapi bagi korban, itu bisa menyakitkan dan meninggalkan luka yang lama,” tegas Suciati Diar.
Lebih jauh, ia mengajak para siswa untuk memahami makna keberanian yang sesungguhnya.
“Berani itu bukan berarti kasar, tapi berani untuk menghentikan yang salah,” ujarnya penuh makna.
Melalui pendekatan edukatif dan empatik, GOW berharap dapat menumbuhkan budaya saling menghargai di kalangan pelajar. Suciati Diar juga menyampaikan keyakinannya bahwa generasi muda Bangli adalah generasi berjiwa besar yang mampu menyebarkan kebaikan.
“Kita ingin anak-anak Bangli tumbuh menjadi pribadi yang tidak menyakiti, tetapi mengasihi dan menghormati sesama,” tambahnya.
Selain sosialisasi, kegiatan ini juga menjadi wadah interaktif bagi siswa untuk berbagi pengalaman dan berdiskusi mengenai cara menghadapi serta mencegah perundungan di sekolah. Narasumber menekankan pentingnya keberanian untuk melapor jika melihat atau mengalami bullying.
“Setiap anak berhak merasa aman di sekolah. Bullying adalah bentuk kekerasan yang tidak bisa dibenarkan,” tegas salah satu pemerhati anak yang hadir. (Lis)


