Brata Saraswati: Larangan Membaca di Hari Saraswati, Mitos atau Kebenaran?
Bali – Umat Hindu di Bali merayakan Hari Raya Saraswati pada Sabtu (8/2), sebagai bentuk penghormatan kepada Dewi Saraswati, dewi ilmu pengetahuan, seni, dan kebijaksanaan. Biasanya sejak pagi hingga siang hari, berbagai pura dan tempat pendidikan dipenuhi umat yang menggelar upacara pemujaan dengan sesajen khusus, seperti banten Saraswati dan air kumkuman.
Hari Raya Saraswati, yang jatuh setiap 210 hari sekali berdasarkan kalender pawukon. Dalam perayaan ini, terdapat Brata Saraswati, yaitu laku spiritual yang diatur dalam Lontar Sundarigama, salah satu teks suci Hindu yang mengatur tata cara perayaan hari raya keagamaan
Dikutip dari laman hindu-dharma.org, tiga (3) hal dalam Brata Saraswati menurut Lontar Sundarigama yang mengharuskan umat Hindu untuk: Tidak membaca dan menulis sejak pagi hingga tengah hari, terutama terkait kitab suci Weda dan sastra agama. Melaksanakan brata penuh dengan pantangan membaca dan menulis selama 24 jam penuh bagi mereka yang ingin menjalankan disiplin spiritual lebih ketat, serta Mengadakan malam sastra dan sambang samadhi setelah malam hari, sebagai bentuk pendalaman ilmu pengetahuan dan spiritualitas
Seorang pemangku di Pura Saraswati Ubud, Jero Mangku Made Suadnyana, menjelaskan bahwa larangan membaca dan menulis ini bukan untuk menjauhkan umat dari ilmu pengetahuan, tetapi justru untuk memberikan waktu khusus dalam menghormati dan merenungi nilai ilmu itu sendiri. “Hari Saraswati adalah saat untuk menyucikan ilmu, bukan sekadar merayakan. Dengan berpuasa dari membaca dan menulis sejenak, kita diajak untuk lebih memahami bagaimana menggunakan ilmu dengan bijak,” ungkapnya.
Keesokan harinya, umat Hindu akan melanjutkan ritual dengan upacara Banyupinaruh, yang bermakna membersihkan diri secara fisik dan spiritual di sumber air seperti laut, sungai, atau pancuran. Ritual ini melambangkan pentingnya menyucikan diri sebelum menerima ilmu kembali.
Dengan tetap mempertahankan esensi Brata Saraswati, umat Hindu di Bali terus merayakan Hari Saraswati dengan penuh penghormatan, menjaga keseimbangan antara tradisi dan perkembangan zaman. (Red)
Post Comment