Jaje Senggait Gula Pedawa Bangkit Jadi Ikon Oleh-Oleh Khas Bali

Singaraja, 13 Mei 2025 – Meskipun camilan kekinian terus bermunculan, masyarakat Bali tetap setia menikmati Jaje Senggait Gula Pedawa, jajanan tradisional khas dari Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng. Perpaduan rasa gurih dari ubi jalar dan manis khas Gula Pedawa membuat jajanan ini tetap digemari warga desa maupun kota.
Para pelaku UMKM Desa Pedawa kini kembali memproduksi Jaje Senggait demi menjawab kerinduan masyarakat sekaligus melestarikan identitas lokal. Mereka tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga berupaya meningkatkan perekonomian desa melalui usaha ini.
Salah satu tokoh yang berperan besar dalam kebangkitan jajanan ini adalah Wayan Sariasih, ibu rumah tangga asal Desa Pedawa. Ibu Sariasih berhasil mengubah hobi membuat jajanan tradisional menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. “Awalnya ide ini datang dari anak saya, tetapi karena dia sibuk bekerja, saya yang akhirnya mengembangkan produksinya,” ujar Ibu Sariasih.
Ibu Sariasih memanfaatkan keterampilannya untuk menambah penghasilan keluarga di tengah tantangan ekonomi. Tidak berhenti di situ, Ibu Sariasih juga bertekad memberdayakan ibu-ibu lain agar ikut terlibat dalam proses produksi. Bersama anaknya, Ibu Sariasih mulai menyusun strategi pemasaran agar Jaje Senggait bisa menembus pasar di luar desa.
Langkah konkret diambil oleh Ibu Sariasih dengan mengurus Nomor Izin Berusaha (NIB) dan sertifikasi industri makanan. Berbekal nama besar Gula Pedawa yang sudah dikenal hingga mancanegara, Ibu Sariasih memasarkan produknya ke toko oleh-oleh, restoran, kedai kopi, hingga tempat wisata.
Produksi Jaje Senggait yang dikelola oleh Ibu Sariasih sangat mengutamakan kualitas. Ibu Sariasih memilih ubi jalar terbaik, menggunakan Gula Pedawa murni tanpa campuran, dan hanya memakai minyak goreng premium. Proses pencampuran, pencetakan, hingga pengemasan dilakukan secara higienis dan konsisten.
“Rasa manis dan gurih harus seimbang. Itu kuncinya,” ungkap Ibu Sariasih sambil mencetak adonan. Ibu Sariasih juga memastikan proses penggorengan berlangsung dengan suhu dan waktu yang tepat agar cita rasa tetap terjaga.
Kini, Ibu Sariasih ingin memperluas kerja sama dengan pelaku usaha serupa di Pedawa. Ibu Sariasih memandang mereka bukan sebagai pesaing, melainkan sebagai mitra yang bersama-sama mengangkat potensi lokal. Ibu Sariasih pun bersyukur atas berkah yang diterima dan berharap agar produknya semakin diterima masyarakat luas.
Namun, tantangan tetap ada. Produksi Gula Pedawa menurun akibat banyaknya pohon aren yang dialihfungsikan. Meski begitu, masyarakat mulai sadar pentingnya pelestarian setelah Desa Pedawa masuk dalam program The Spirit of Sobean oleh Pemkab Buleleng. Pada 2023, pemerintah desa bersama komunitas pecinta alam melakukan revitalisasi pohon aren untuk menjaga tradisi sekaligus ekosistem.
Dengan semangat pelestarian dan inovasi, masyarakat Pedawa menaruh harapan besar agar Jaje Senggait Gula Pedawa tidak hanya bertahan, tetapi juga mendunia sebagai oleh-oleh khas Bali yang membanggakan. (rls/Rim)
Redaksi KabarBaliTerkini.Com Kontak : info@kabarbaliterkini.com WA : 0878-3382-2848
Post Comment