Kopi, Kambing, dan Rajutan Pujungan: Potensi Desa yang Didorong Jadi Pilar Ekonomi Baru Tabanan
Tabanan – Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan, menjadi perhatian khusus Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., dalam pelaksanaan Bungan Desa ke-62. Bukan hanya karena keberhasilan menekan angka stunting, tetapi juga karena kekayaan potensi ekonomi masyarakatnya, mulai dari kopi, peternakan kambing, hingga kerajinan rajut.
Dalam kunjungannya ke perkebunan kopi milik warga, Bupati Sanjaya mengungkapkan kekagumannya terhadap inovasi petani yang mulai menerapkan teknik penyambungan batang kopi. Menurutnya, langkah ini mencerminkan semangat adaptif masyarakat desa terhadap kemajuan ilmu pengetahuan.
“Inovasi ini bukan sekadar teknik bertani, tapi perubahan pola pikir. Petani kini berani berinovasi untuk meningkatkan mutu dan produktivitas,” tegas Sanjaya.
Bupati 2 Periode ini menjelaskan, kopi robusta Pujungan dikenal dengan aroma kuat dan cita rasa khas yang bisa bersaing di pasar nasional. Dengan dukungan geografis dataran tinggi dan tanah subur, Sanjaya meyakini bahwa Desa Pujungan memiliki keunggulan alami yang patut dikembangkan secara berkelanjutan.
Selain kopi, sektor peternakan juga menjadi perhatian. Di peternakan kambing milik warga, Bupati melihat potensi ekonomi yang besar, tidak hanya dari produksi daging dan susu, tetapi juga dari kotoran kambing yang bisa diolah menjadi pupuk organik.
“Saya ingin Tabanan tidak hanya menjadi lumbung beras, tetapi juga lumbung pangan Bali. Dengan riset dan pengelolaan dari hulu ke hilir, hasil ternak dan pertanian kita bisa menembus pasar bahkan sampai luar Bali,” katanya.
Menurut Sanjaya, pertanian, peternakan, dan kerajinan adalah tiga pilar ekonomi desa yang saling menguatkan. Untuk itu, pihaknya berencana menggandeng Perusda agar terlibat dalam sistem hilirisasi produk desa.
Sementara itu, Ketua TP PKK sekaligus Ketua Dekranasda Kabupaten Tabanan, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya, memberikan perhatian khusus pada kerajinan rajut Pujungan. Ia menilai karya para ibu rumah tangga ini memiliki nilai seni dan potensi ekonomi tinggi.
“Kerajinan rajut ini luar biasa. Produk mereka sudah sampai ke Denpasar dan bahkan diminati pembeli luar negeri. Ke depan, kami ingin membantu agar bisa ikut pameran di Jakarta dan menjadi ikon kebanggaan Tabanan,” ujarnya. (rls/red)


