Pelatihan Penanganan Kasus Kekerasan di Jembrana, Bupati Kembang Dorong Kolaborasi Cegah TPPO dan Perundungan
Jembrana – Upaya memperkuat perlindungan terhadap perempuan dan anak terus digelorakan Pemerintah Kabupaten Jembrana. Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, secara resmi membuka Pelatihan Manajemen Kasus Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak serta Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang berlangsung di Ballroom Gedung Kesenian Ir. Soekarno, Kamis (30/10).
Kegiatan ini menghadirkan Kepala Kejaksaan Negeri Jembrana dan Kapolres Jembrana sebagai narasumber. Pelatihan tersebut menjadi ruang penting untuk memperkuat sinergi lintas sektor dalam mencegah dan menangani kasus kekerasan, terutama di lingkungan masyarakat dan pendidikan.
Dalam sambutannya, Bupati Kembang menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih atas dukungan penuh aparat penegak hukum yang turut hadir dan berkontribusi aktif dalam kegiatan tersebut.
“Kehadiran Ibu Kajari dan Ibu Kapolres merupakan suatu kehormatan yang tak ternilai. Ini menunjukkan dukungan penuh aparat penegak hukum dalam upaya kita bersama melindungi perempuan dan anak dari ancaman kekerasan maupun tindak pidana lainnya. Sinergi lintas sektor seperti ini adalah kunci untuk membangun sistem perlindungan yang kuat di daerah kita,” ujar Bupati Kembang.
Ia menegaskan bahwa perlindungan terhadap perempuan dan anak sejalan dengan visi besar Pemerintah Kabupaten Jembrana, yakni “Mewujudkan Jembrana yang Maju, Harmoni, dan Bermartabat.” Kolaborasi lintas sektor yang melibatkan aparat penegak hukum, desa adat, lembaga pendidikan, dunia usaha, organisasi wanita, hingga masyarakat menjadi fondasi penting dalam membangun sistem perlindungan yang berkelanjutan.
Hingga Oktober 2025, tercatat 32 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Jembrana. Data ini, kata Bupati Kembang, menjadi pengingat bahwa isu kekerasan masih menjadi tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat.
“Fenomena perundungan, kekerasan verbal maupun fisik di lingkungan sekolah menjadi tantangan serius yang perlu kita tangani bersama. Melalui pelatihan ini, saya berharap setiap sekolah di Jembrana dapat menjadi lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan menjunjung tinggi nilai saling menghargai,” tegasnya.
Lebih lanjut, Bupati Kembang menekankan pentingnya peran kepala sekolah dan dinas teknis dalam memperkuat pencegahan, deteksi dini, serta penanganan kasus kekerasan di lingkungan masing-masing. Ia menilai sekolah bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga wadah pembentukan karakter, empati, dan kepedulian sosial.
“Jika di sekolah anak-anak belajar menghormati perbedaan, mengendalikan emosi, dan saling peduli serta melindungi, maka kita telah menyiapkan generasi Jembrana yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bermartabat,” ujarnya.
Bupati Kembang juga mengajak seluruh satuan pendidikan di Jembrana untuk memperkuat mekanisme pencegahan kekerasan di sekolah, membangun komunikasi terbuka antara guru, siswa, dan orang tua, serta memastikan setiap indikasi kekerasan ditangani secara cepat dan tepat.
Ia berharap pelatihan ini menjadi momentum memperkuat komitmen bersama bahwa tidak ada tempat bagi kekerasan di Jembrana, baik di rumah, di sekolah, maupun di ruang publik.
“Mari kita jadikan sekolah-sekolah di Jembrana sebagai Sekolah Ramah Anak, tempat yang menumbuhkan rasa aman, kasih sayang, dan percaya diri bagi setiap anak untuk tumbuh, belajar, dan berani bermimpi,” tandasnya. (imm)
 
								


 
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                    