Rayakan Tiga Tahun Perjalanan, Komunitas UMKM Aluh Tampilkan Produk Kearifan Lokal
Buleleng – Perjalanan tiga tahun Komunitas Suka Duka UMKM Aluh Buleleng menjadi bukti nyata ketangguhan ekonomi kerakyatan di tengah tantangan krisis. Dalam momentum peringatan Hari Ulang Tahun ke-3 komunitas ini yang digelar di Kedai Panji, Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Rabu (6/8), Wakil Bupati Buleleng, Gede Supriatna, menegaskan peran strategis UMKM sebagai solusi permanen dalam menghadapi dampak krisis ekonomi, khususnya pasca pandemi Covid-19.
Acara yang dihadiri puluhan pelaku usaha lokal ini menjadi ruang refleksi atas transformasi sektor UMKM dari pelaku ekonomi marginal menjadi lokomotif ekonomi baru Buleleng. Wabup Supriatna menyampaikan apresiasi atas semangat masyarakat yang menjadikan wirausaha sebagai pilihan bertahan dan bangkit, sembari menyoroti pentingnya sinergi pendampingan dari Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM (Disdagprinkop UKM) Buleleng.
“Integrasi juga telah kita lakukan pada tiga sektor unggulan yakni pertanian, pariwisata, dan UMKM. Ini menjadi poros utama strategi pemulihan ekonomi di Kabupaten Buleleng,” ujar Supriatna.
Ia menambahkan, Pemerintah Kabupaten Buleleng terus membuka ruang partisipasi pelaku usaha melalui berbagai platform, seperti partisipasi dalam car free day setiap Minggu dan festival-festival daerah. Menurutnya, ini tidak hanya membuka akses pemasaran, namun juga merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam membangun ekosistem usaha yang berkelanjutan.
Dalam kesempatan itu, Wabup Supriatna juga membeberkan rencana strategis pemerintah daerah untuk menyediakan tempat permanen di pusat Kota Singaraja yang akan berfungsi sebagai etalase bergilir produk UMKM sekaligus menjadi pusat inovasi. “Ini adalah langkah nyata membangun ekosistem pemasaran yang terintegrasi dan berkelanjutan bagi pelaku usaha lokal,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Komunitas Suka Duka UMKM Aluh, Nyoman Suryanta, yang juga menjabat sebagai Ketua Panitia HUT ke-3, mengungkapkan bahwa selama tiga tahun perjalanannya, komunitas ini telah mendampingi 40 anggotanya dalam memperoleh legalitas usaha lengkap dengan Nomor Induk Berusaha (NIB). Upaya tersebut menjadi bagian penting dalam menghapus hambatan administratif dalam pengembangan usaha.
“Fokus kami adalah pelestarian produk berbasis kearifan lokal. Dalam peringatan ini, kami tampilkan kuliner tradisional seperti jaje laklak dan sate plecing, juga kerajinan kayu dan tenun endek Buleleng,” ujarnya.
Suryanta juga menambahkan bahwa pihaknya siap mendukung program Pemkab, termasuk rencana galeri UMKM yang tengah disiapkan oleh Disdagprinkop UKM Buleleng. Dalam konsepnya, sistem pameran bergilir dirancang agar seluruh anggota komunitas mendapat giliran menampilkan produk unggulan masing-masing. “Mekanisme ini diharapkan bisa memperluas jangkauan pasar sekaligus memperkuat sinergi antar pelaku UMKM,” pungkasnya.
Perayaan ulang tahun ini menjadi pengingat pentingnya gotong royong, inovasi, dan kolaborasi lintas sektor dalam memperkuat ekonomi kerakyatan. UMKM bukan hanya tulang punggung ekonomi lokal, tapi juga fondasi menuju ketahanan ekonomi daerah yang berkelanjutan. (Rim)
Post Comment