Tabanan Gelar Upacara Tawur Nawa Gempang, Jaga Harmoni Alam dan Spiritual
Tabanan – Pemerintah Kabupaten Tabanan menyelenggarakan upacara Tawur Nawa Gempang di Catus Pata Kota Tabanan pada Senin (17/2), bertepatan dengan hari Kajeng Kliwon. Upacara ini bertujuan menjaga dan mengembalikan keseimbangan alam agar tetap berkesinambungan.
Dua Sulinggih memimpin jalannya upacara ini, yaitu Ida Pedanda Gede Giri Dwijaguna dan Ida Pedanda Griya Buda Tegal Jadi. Sejumlah pejabat hadir dalam prosesi sakral ini, termasuk para asisten Sekretaris Daerah, staf ahli Bupati Tabanan, kepala perangkat daerah, kepala bagian di lingkungan Setda Kabupaten Tabanan, serta para pemuka adat.
Pelaksana Tugas (Plt) Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Tabanan, I Nyoman Gede Gunawan, S.Sos., M.Si., menegaskan bahwa upacara ini merupakan wujud nyata komitmen pemerintah daerah dalam melestarikan kearifan lokal dan menjaga keseimbangan spiritual masyarakat. “Upacara ini sangat penting untuk menjaga harmoni antara manusia dan alam. Sesuai dengan visi dan misi Bapak Bupati, pemerintah daerah berkomitmen melestarikan tradisi dan menjaga keharmonisan lingkungan,” ujarnya.
Bendesa Adat Kota Tabanan, I Kadek Suwardika, menjelaskan bahwa upacara Pecaruan ini bertujuan menetralkan roh-roh yang belum mendapatkan tempat. Ia mencontohkan beberapa roh berasal dari individu yang meninggal secara tidak wajar. Upacara ini juga berkaitan dengan pembangunan Krematorium di Setra Desa Adat Tabanan, yang berada di atas kuburan tanpa identitas. “Upacara Pecaruan ini bertujuan untuk menetralkan roh-roh yang tidak mendapatkan tempat misalnya roh yang mengalami mati ulah pati atau salah pati. Selain itu, upacara ini berkaitan dengan pembangunan Krematorium di Setra Desa Adat Tabanan, yang berlokasi di atas kuburan. Mengingat Setra Ganda Mayu Tabanan terdiri dari Setra Tamiu atau Sema Tamiu, terdapat kemungkinan bahwa jasad-jasad tanpa identitas yang dikuburkan di sana belum mendapatkan upacara yang layak.” Jelasnya.
I Kadek Suwardika juga menambahkan bahwa acara ini juga berhubungan dengan keberadaan Taman Makam Pahlawan, yang merupakan makam pahlawan terbesar kedua di Indonesia. “Pada masa lalu, banyak pejuang dan sukarelawan yang gugur tanpa diketahui identitasnya, sehingga roh-roh mereka belum mendapatkan upacara yang semestinya. Oleh karena itu, upacara Tawur Nawa Gempang ini diselenggarakan sebagai bentuk penghormatan dan penyucian”.
Sebagai pelengkap, panitia menghadirkan sesolahan Wayang Lemah dan Topeng Sidekarya agar upacara berjalan dengan sempurna. Masyarakat diharapkan merasakan ketenangan batin serta keseimbangan alam yang lebih baik. Pemerintah Kabupaten Tabanan berkomitmen menjaga budaya dan tradisi demi keberlangsungan hidup yang harmonis. (rls/red)



Post Comment